izinkan mamah untuk…

[Desember 2008] Pagi itu, saya beserta teman kampus tengah asyik dengan kegiatannya masing-masing mengikuti perkuliahan. Maklum, karena sekarang kami yang biasa disebut Geng The ROAD (Riski Onnay malA Dodi) berpisah kelas. Tingkat 4 kuliah memang banyak perbedaan mata kuliah yang kami ambil, sehingga akhirnya kamipun mulai jarang bertemu dan bertutur sapa di kampus, terkecuali bila ada kelas yang sama.

Waktu menunjukkan pukul 14.40 di HP bertipe K530i saya, saatnya untuk pulang ke kosan. Tak lama kemudian ada SMS masuk dari ibu, isinya menyuruh saya untuk pulang. Tanpa pikir panjang saya siap-siap untuk pulang, akhirnya berangkatlah pukul 16.30 menggunakan angkutan kota alias angkot.

Sampai di rumah menempuh perjalanan 2 jam 10 menit, sungguh lama karena lokasi rumah berada jauh dari Kota Kembang tempat saya kuliah. Lalu saya bergegas mengambil air wudhu untuk melaksanakan kewajiban Sholat. Setelah itu mulai merebahkan diri di kasur empuk kamar sembari menunggu waktu isya datang serta datangnya orang tua dari toko elektronik tempat keluarga saya berwirausaha.

Jam dinding menunjukkan pukul 20.00 WIB (Waktu Indonesia bagian Banjaran :D), nampak ada yang aneh kondisi rumah waktu itu. Saya bertanya-tanya dalam hati “dimana Bapak saya???” tidak seperti biasanya mereka pulang sendiri-sendiri. Tapi mencoba berhusnudzan saja, “mungkin sedang ngobrol dengan orang lain di luar”. Ketika saya rebahan di kamar, tiba-tiba masuk ibu sambil membawa segelas air putih. Langsung dengan lahap di minumlah sampai habis.

Suasana hening terpecah dengan obrolan oleh ibu. beliau menanyakan bagaimana dengan kondisi, kegiatan, dan kuliah (di tanya kapan lulus jg.. :D). Mungkin itu untuk basa-basi dulu, karena berikutnya beliau meminta izin untuk berbicara sesuatu yang sifatnya pribadi, “apa itu??” hati ini bertanya-tanya.

Tanpa basa-basi lagi ibu menjelaskan bagaimana kondisi keluarga saat itu. Terbersit dalam pikiran tentang kuliah ketika itu. Namun, semua pikiran pudar. Langit terasa runtuh menghantam jiwa yang kotor ini. Bumi serasa memuncahkan segala isinya. Diri ini hanya terdiam terpaku ketika mendengar sang ibu berkata “izinkanlah mamah untuk bercerai” deggg.. serasa ada yang menusuk ke jantung ini.

Astagfirullah.. segala kata keluar ketika itu, entah di sadari atau tidak mungkin saja ada kata-kata kasar yang keluar dari mulut ini. Hamba mohon maaf ya Allah..

Pertarungan untuk mempertahankan argumen masing-masingpun terus berlanjut hingga larut malam. Hanya saja ada yang mengganjal sampai saat ini. Ketika saya menanyakan apa alasannya, selalu saya beliau (ibu) berkelok untuk menjawabnya, selalu itu-itu saja dan menurut saya itu tidak logis untuk bahtera pernikahan selama 21 tahun. Dengan penuh emosi pukul 22.30 saya langsung pergi dari rumah menuju kosan, mungkin bila saya masih berada di sana akan terjadi hal-hal yang di luar dugaan.

Sepanjang perjalanan di angkot, saya terus menerus mendumel lalu ingat kepada Sang Khalik akhirnya beristigfar, tapi syetan sedang menyerang akhirnya mendumel lagi terus istigfar lagi hingga akhirnya sampai di kosan.

Hari demi hari tidak ada lagi yang dipikirkan selain keluarga, dan yang menjadi ketakutan terbesar yaitu bila perceraian itu terjadi.

0 thoughts on “izinkan mamah untuk…”

  1. Walaupun sebenarnya perceraian adalah sesuatu yg halal yg paling dibenci oleh Allah swt, namun kadangkala perpisahan dapat menjadi suatau jalan keluar yg lebih baik.
    Dari pada harus terus menerus saling menyakiti dan akhirnya berdosa.
    Bunda berharap dan berdoa semoga Onnay tetap tabah menerima semua kenyataan ini, dan bisa lebih memahami keadaan yg membuat Mamah mengambil keputusan tsb.
    Salam hormat utk Mamah.
    Tetap semangat ya Onnay.
    Dan, selalu berdoa utk yg terbaik.
    Salam.

    Reply
    • makasih bunda semangatnya..
      sebenernya resmi berceraianya April 2009 lalu..
      mudah-mudahan 4WI memberikan episode-episode yang lebih baik ke depannya..
      makasih ya bunda.. 😀

      Reply
  2. blogwalking dan salam kenal,
    wah pertama datang langsung baca postingan ini, tetap semangat ya… yakinlah Allah Penolong yang terbaik.
    Dekati kedua orang tuanya…. bicara dari hati ke hati ya, mungkin anak2nya bisa menjadi obat (As syifa’) untuk beliau.
    amin….

    Reply

Leave a Comment